Pramuka Ranting Timur

Pramuka Ranting Timur

Kamis, 20 Januari 2011

Siap Merevitalisasikan Gerakan Pramuka Indonesia

Revitalisasi Gerakan Pramuka
Gerakan kepramukaan atau kepanduan untuk pertama kali diperkenalkan oleh Lord Baden Powell melalui perkemahan remaja di Brownsea Island di selatan Inggeris pada tahun 1907. Perkemahan remaja yang pertama kali dirintis oleh Lord Baden Powell tersebut telah berhasil mengubah anak-anak remaja London yang semula nakal, menjadi tidak nakal, yang semula tidak bertanggung jawab menjadi sangat bertanggung jawab, yang semula tidak peduli lingkungan menjadi sangat peduli lingkungan, yang semula tidak miliki masa depan menjadi memiliki masa depan.
Pada tahun 1912 pendidikan kepramukaan atau kepanduan tersebut dibawa Belanda ke Indonesia, dan sejak tahun 1912 tersebut, gerakan kepramukaan atau kepanduan berkembang dengan pesat di tanah air.
Pada tahun 1961, melalui Keppres No. 238 tahun 1961, pemerintah menyatukan lebih dari 60 organisasi kepanduan di Indonesia kedalam satu wadah yang dikenal dengan nama Gerakan Pramuka. Sejak saat tersebut, perkembangan Gerakan Pramuka cukup menggembirakan. Pada saat ini Gerakan Pramuka telah memiliki Kwartir Daerah di 33 Propinsi, Kwartir Cabang di 456 Kabupaten/Kota, serta jumlah anggota sekitar 21 juta orang. Jumlah anggota Gerakan Pramuka adalah yang terbesar di dunia, karena jumlah anggota  kepanduan di seluruh dunia yang tergabung dalam  World Organization of Scout Movement (WOSM) hanya  sekitar 18 juta orang.
Pada era globalisasi, Gerakan Pramuka mulai ditinggalkan oleh para remaja dan pemuda. Hal ini merupakan tantangan yang berat bagi kita semua, sehingga pemerintah turut mengambil peran melalui Bapak Presiden RI mencanangkan Revitalisasi Gerakan Pramuka pada saat HUT Gerakan Pramuka 14 Agustus 2006 yang lalu, dan menjadi kewajiban kita bersama untuk mendorong dan mempercepat tercapainya Revitalisasi Gerakan Pramuka. Kita sadari bahwa Gerakan Pramuka mengemban tugas yang mulia, yaitu mendidik kaum muda untuk menjadi insan yang berkepribadian, berwatak, dan berbudipekerti yang luhur, serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang pada akhirnya memiliki kemandirian dan menjadi generasi unggul untuk untuk meneruskan estafet pembangunan bangsa.
Untuk mempercepat Revitalisasi Gerakan Pramuka. Pemerintah juga berpartisipasi dalam memberikan dukungan dana yang cukup besar. Tahun 2006 sebesar Rp 11 Milyar, tahun 2007 sebesar Rp 29 Milyar, tahun 2008 sebesar Rp 48 Milyar. Sedangkan untuk tahun 2009 diusulkan dana sebesar Rp 96 Milyar. Sehingga diharapkan anggaran tersebut dapat mendukung secara penuh upaya revitalisasi Gerakan Pramuka. Sebagai catatan Tahun 2007 dan 2008 masuk dalam mata anggaran Kementerian Koordinator Bidang Kesra.
Guna mendalami kegiatan yang dilakukan Gerakan Pramuka, Kementerian Koordinator Bidang Kesra bekerja sama dengan Kwarnas Gerakan Pramuka dan Forum Wartawan Kesra (FORWARA) melakukan kegiatan Kemah Kesra Bhakti Forwara. Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka untuk mengetahui manfaat secara langsung pendidikan yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka.
Dalam kegiatan Kemah tersebut akan ditindak lanjuti untuk memanfaatkan Pramuka sebagai tenaga pendamping PNPM Mandiri.
Kegiatan Kemah Kesra Bhakti Forwara disimulasikan sebagai Desa Sejahtera. Seluruh peserta dianalogikan hidup dalam suatu ”Masyarakat Desa” yang dalam dinamikanya ingin mewujudkan kesejahteraan mereka. Diakhir kegiatan dikeluarkan ”Maklumat Desa Sejahtera” yang disepakati oleh seluruh peserta kemah untuk dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab bersama. Isi maklumat itu adalah sbb: ”Siapkan diri dengan berbagai keterampilan, bantu masyarakat desa lainnya dengan ikhlas hati agar lepas dari kemiskinan dan menjadi desa yang sejahtera lahir batin.
Dengan terbentuknya Kepengurusan Gerakan Pramuka periode 2009-2013 diharapkan muncul terobosan-terobosan baru yang inovatif untuk mendukung revitalisasi Gerakan Pramuka.
Sosialisasi mengenai Gerakan Pramuka melalui berbagai media harus terus dilakukan seluas-luasnya secara sistematis dan berkelanjutan, sehingga dapat dipahami segala lapisan masyarakat yang pada akhirnya menumbuhkan minat terhadap Gerakan Pramuka. Pada kondisi itu Revitalisasi Gerakan Pramuka dapat lebih mudah dilakukan. Pembinaan gugus depan dapat lebih ditingkatkan baik yang berbasis sekolah maupun yang berbasis masyarakat, begitu juga pada kegiatan Satuan Karya dapat lebih optimal dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar